Saturday, November 15, 2008

Kisah 22-04-2002 (1)



Inilah saat ibuku masuk ruang operasi di RS Darmo, 22-04-2002, pukul 08.00 wib. Kata ibuku dalam ceritanya kepadaku, dia benar-benar merasa sendiri. Rasanya mau mati karena perutnya mau di edel-edel. Ibuku sangat takut, takutttt sekali. Saking takutnya sampai-sampai menangis. Padahal ibuku jenis wanita yang tidak pernah menangis. Ibuku itu kuat dan tabah. Tapi entah kenapa, saat mau di operasi dia benar-benar ketakutan. Ya takut dokter, ya takut disuntik. Apalagi sampai mau di operasi. Ibuku benar-benar merasa sendiri karena ayah dan umi (mbah putri, red) serta Eyangku tidak ikut mendampingi. Waktu ibuku dibawa ke kamar OK, ayahku masih tidur. Maklumlah, dia juga wartawan yang terbiasa begadang hingga suka mbangkong. Padahal, sebelumnya sudah diberitahu, kalau ibu akan dioperasi jam 08.00. Untungnya, saat ibuku ketakutan dan menangis, ada Pakde Didik yang mendampingi. Pakde Didik (dr Herdy) yang memang dokter spesialis anestesi yang bagian membius ibuku waktu operasi. Sama Pakde Didik, ibu diolok-olok. "Mosok wartawan cengeng. Lha nek nangis, piye nek ngliput operasi di dr Soetomo," katanya. Kalimat inilah yang membuat ibuku sedikit terhibur. Tahu ibuku takut, dr Hari Paraton SpOg dan Prof Silvia Damanik ikut-ikutan mengibur.

0 comments: